top of page
drh Dara Recardsari

4 Fakta Menarik Anjing Kintamani, Trah Asli Indonesia


foto oleh cnnindonesia


Anjing Kintamani akhirnya diakui sebagai anjing trah dunia. Pengakuan ini datang dari Federasi Kinologi Internasional (FCI) pada tahun 2019 lalu.

Dengan fakta tersebut, maka Anjing trah asli Indonesia ini kini sejajar dengan anjing trah dari negara lain. Sebut saja seperti Akita Inu dari Jepang dan Samoyed dari Rusia. Anjing kintamani juga tercatat sebagai anjing ras asli Indonesia yang pertama kali diakui di dunia.

Seperti anjing trah lain, Anjing Kintamani juga memiliki keunikan sendiri. Keunikan yang dimiliki anjing ini terdapat pada asal leluhurnya, ciri-ciri fisiknya, hingga jumlah populasinya.

Di bawah ini adalah fakta-fakta menarik terkait Anjing Kintamani yang patut Anda simak:


1. Anjing Trah Purba

Sesuai namanya, Anjing Kintamani Bali berasal dari Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Leluhur dari anjing Kintamani tiba di Bali sekitar 3.000 tahun yang lalu.

Dokumentasi tradisional Lontar Bali menyebutkan Kuluk Gembrong, salah satu trah anjing kuno yang diyakini merupakan leluhur Anjing Kintamani.

Anjing Kintamani sendiri memiliki DNA yang mirip dengan Dingo Australia. Dingo Australia yang dimaksud adalah ras yang diakui AKC berasal dari Asia, bukan yang berasal dari Eropa.

Anjing Kintamani masuk kedalam grup V dalam pengelompokan sistem FCI (Federation Cynoligique International) karena memiliki ciri anjing spitz dan tipe primitif seperti Chow Chow dari Cina dan Basenji dari Afrika Tengah.


2. Anjing Kintamani Merupakan Peranakan Murni

Setelah leluhur Anjing Kintamani tiba di Bali sekitar 3.000 tahun lalu. Leluhur ini terisolasi di Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani di lembah Gunung Batur.

Hal ini disebabkan karena lokasi desa yang dikelilingi perbukitan termasuk Bukit Penulisan. Kondisi alam ini mempersempit kemungkinan Anjing Kintamani kawin dengan anjing ras lain.

Kemurnian ras dari Anjing Kintamani juga didukung oleh tindakan pengendalian rabies tahun 1926. Tindakan ini menyebutkan bahwa anjing dari luar Bali tidak boleh memasuki Bali.

Hal ini menjadikan Anjing Kintamani dapat berkeliaran dan berkembang biak secara bebas dengan perubahan genetik yang terbatas.


3. Ciri-ciri Anjing Kintamani

Ciri-ciri anjing Kintamani jantan memiliki tinggi 49-57 cm dan berat 15-18 kg. Sedangkan Anjing Kintamani betina memiliki tinggi 44-52 cm dan berat 13-16 kg.

Telinga Anjing Kintamani tegak berdiri dengan corak kemerahan pada ujungnya. Bentuk kepalanya proporsional dengan dahi lebar dan datar. Bagian matanya seperti almond berwarna coklat.

Anjing Kintamani memiliki bulu yang cukup tebal karena beradaptasi dengan lingkungan tinggalnya yang berada sekitar 1.700 meter di atas laut.


4. Terancam Punah

Jenis dari Anjing Kintamani didasarkan pada warna bulunya. Ada Anjing Kintamani Putih sebagai yang paling populer.

Kemudian ada juga Anjing Kintamani Coklat, Anjing Kintamani Hitam, dan Anjing Kintamani Polek berwarna Anggrek. Semua jenis anjing kintamani ini punya pesona sendiri.

Pada tahun 2019, Gubernur Bali I Wayan Koster menghimbau masyarakat untuk tidak mengawinkan silang ras anjing ini dengan ras anjing lain. Hal ini dilakukan untuk menjaga kemurnian ras Anjing Kintamani.

Meski begitu, banyak pembiak atau breeder yang mulai mengawinkan Anjing Kintamani dengan ras anjing lain. Kini ada Anjing Kintamani mix Husky dan Anjing Kintamani mix Golden Retriever.

Untuk menjamin kemurnian dari ras Anjing Kintamani, kini banyak Anjing Kintamani memiliki sertifikat silsilah atau stamboom. Sayangnya Anjing yang namanya dijadikan judul sebuah lagu oleh grup Band Shaggydog ini sekarang masih terancam punah.


Mari populerkan Anjing Kintamani agar anjing trah asli Indonesia ini tidak punah. Jangan lupa bagikan artikel ini ke media sosial Anda agar ada lebih banyak orang terlibat dalam pencegahan kepunahan Anjing Kintamani.

Comments


Post: Blog2 Post
bottom of page