foto oleh unsplash
Seperti yang kita ketahui dan mungkin kita rasakan bahwa merawat kucing atau hewan peliharaan lain menjadi hal yang sangat menyenangkan terlebih lagi jika anda merupakan pecinta hewan. Namun, sama halnya dengan manusia, hewan juga ternyata rentang terserang virus terutama jika anda memelihara kucing. Hewan berbulu ini memang cukup rentan teserang virus mematikan yang salah satunya adalah feline immunodefiency virus.
Apa Itu Feline Immunodefiency Virus?
Feline immunodefiency virus (FIV) atau dikenal juga sebagai feline AIDS merupakan lentivirus yang bisa menyerang semua kucing rumah di seluruh dunia. Hampir 11% kucing di dunia telah terinfeksi virus mematikan yang satu ini. Feline immunodefiency virus termasuk kedalam familia retrovirus yang sama sebagai feline leukemia virus. Feline immunodefiency virus terbagi menjadi dua yaitu feline leukemia virus (FeLV) serta feline foamy virus (FFV).
Feline immunodefiency virus (FIV) pertama kali ditemukan sekitar tahun 1986 dan sampai saat ini virus ini menjadi ancaman untuk semua jenis kucing di dunia. Feline immunodefiency virus menyerang sistem kekebalan tubuh kucing yang membuat penderita akan rentan terinfeksi virus lainnya. Bisa dibilang penyakit ini merupakan HIV versi kucing.
Penularan virus ini umumnya melalui luka gigitan dari kucing yang telah terinfeksi. Namun untuk kontak fisik seperti perawatan bersama serta berbagi mangkuk air tidak begitu beresiko terhadap penularan virus ini namun perlu diwaspadai. Jika kucing betina sedang hamil terinfeksi virus ini maka risiko penularan ke anaknya akan semakin meningkat. Hanya saja, kontak seksual bukan menjadi cara yang signifikan dalam penularan virus ini.
Dikarenakan feline immunodefiency virus ditularkan melalui luka gigitan, maka kucing jantan yang tidak dikebiri terutama kucing jantan yang cenderung senang berkelahi berada pada resiko terbesar terinfeksi virus ini. Salah satu cara terbaik untuk menghindari resiko ini yaitu membatasi kontak dengan kucing lain.
Bagaimana Ciri-Ciri Kucing Terinfeksi Feline Immunodefiency Virus?
Umumnya terdapat tiga ciri-ciri kucing terinfeksi feline immunodefiency virus. Ciri-ciri tersebut terbagi menjadi tiga fase infeksi. Berikut ini fase-fasenya:
Fase Akut
Fase akut umumnya akan terjadi satu sampai tiga bulan setelah kucing terinfeksi. Pada fase ini virus dibawa ke kelenjar getah bening, selanjutnya virus tersebut bereproduksi dalam sel darah putih atau dikenal dengan T-limfosit. Feline immunodefiency virus lalu akan menyebar ke kelenjar getah bening lainnya di seluruh tubuh sehingga akan terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Gejala yang akan dialami seperti:
Demam.
Kurangnya nafsu makan.
Depresi.
Fase ini memang bisa dikatakan masih terlihat ringan dan sering dianggap sebagai gejala biasa sehingga banyak yang mengabaikannya.
Fase Asimtomatik (Laten)
Fase selanjutnya yaitu fase asimtomatik atay fase tanpa gejala yang akan berlangsung berbulan-bulan bahkan tahunan. Selama fase tersebut, virus ini akan bereplikasi cukup lambat dalam sel sistem kekebalan tubuh dan kucing tidak menunjukan tanda-tanda penyakit.
Kucing yang terinfeksi virus di fase ini akan menunjukkan kelainan kerja darah misalnya seperti kadal sel darah putih rendah serta peningkatan protein darah. Namun ketika virus telah menyebar ke sistem kekebalan tubuh maka kucing akan memasuki penurunan kekebalan tubuh yang menyebabkan infeksi sekunder.
Fase Progresif
Fase yang terakhir yaitu fase progresif atau indeksi virus kronis. Fase ini akan menginfeksi beberapa organ tubuh seperti kulit, mata, saluran pernapasan bagian atas hingga saluran kemih.
Kucing yang terinfeksi juga akan mengalami peradangan gusi serta penyakit gigi yang sangat parah. Tak hanya itu saja, kucing juga akan mengalami penurunan berat badan sangat drastis, kejang, perubahaan perilaku lainnya. Di fase ini waktu bertahan hidup biasanya tidak lebih dari beberapa bulan.
Nah, Itulah sekilas tentang feline immunodefiency virus yang sebaiknya anda ketahui. Bagaimana jika kucing terkena feline immunodefiency virus? Meskipun tidak menular ke manuasia (bukan zoonisis), jika terjadi gejala dan ciri-ciri diatas sebaiknya anda langsung membawa kucing anda ke dokter hewan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan. Jangan sampai anda terlambat untuk memeriksakan kesehatannya karena jika terlambat maka kucing anda akan terancam. Penyakit ini juga mudah menular sehingga perlu diwaspadai. Jangan lupa follow akun instagram kawan hewan untuk mendapatkan info info terkait hewan keayangan.
Semoga bermanfaat.
Comments