foto oleh pixabay
Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang popular dibudidayakan di Indonesia. Proses pemeliharaan lele telah banyak dikuasai oleh masyarakat Indonesia. Kebutuhan daging lele pun juga terus ada karena olahan lele juga diminati di semua kalangan masyarakat. Bisa dibilang bahwa hampir setiap orang sudah pernah memakan pecel lele.
Budidaya lele dilaksanakan melalui metode yang bervariasi. Mulai dari budidaya lele dalam kolam tanah, kolam beton, kolam terpal hingga yang saat ini popular adalah budidaya lele dalam ember (budikdamber). Budikdamber sendiri sebenarnya merupakan system aquaponic yang memadukan budidaya ikan dan tanaman.
Namun, walaupun metode budidaya telah menjadi semakin beragam, penyakit akibat infeksi tetap menjadi salah satu ancaman kegagalan dalam budidaya. Penyakit akibat infeksi cenderung cepat menyebar dan mengakibatkan kerugian dalam waktu singkat jika tidak dicegah dan dikenali. Penyakit ini perlu mendapatkan perhatian khusus karena penyebabnya adalah mikroba atau virus yang tidak kasat mata.
Berikut ini adalah penyakit-penyakit akibat infeksi yang sering menyerang ikan lele.
Penyakit Bintik Putih (White Spot)
Penyakit yang dapat menyerang semua ikan air tawar ini juga merupakan sebuah momok bagi pembudidaya lele. . Penyakit ini diberi nama berdasarkan gejala bintik putihnya yang khas. Pathogen penyakit ini ialah protozoa Ichtyphyririus multifillis. Gejala yang muncul adalah timbul bintik-bintik putih pada permukaan kulit dan insang. Pemicu terjadinya penyakit ini adalah kualitas air yang rendah serta sebaran ikan lele yang terlalu tinggi. Pencegahannya adalah dengan cara mengatur suhu air serta kebersihan air. Untuk lele yang dalam tahap pembesaran, penyakit ini juga bisa dihilangkan dengan memindahkan ikan ke kolam dengan suhu yang tepat (±28°C).
Cotton Wall Disease
Penyakit infeksius selanjutnya adalah Cotton Wall Disease. Penyebab penyakit infeksi ini ialah dari serangan bakteri Flexibacter columnaris. Gejala yang timbul antara lain adalah luka atau lecet-lecet dipermukaan tubuh, bintik putih atau lapisan putih pada permukaan tubuh, gerakan lambat dari ikan lele dan ikan mengambang. Penyebab berkembangnya bakteri tersebut adalah pembusukan sisa pakan yang mengendap di dasar kolam. Selain itu suhu kolam yang terlalu tinggi juga bisa menjadi faktor pemicunya. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan mengontrol pemberian pakan, mengatur suhu kolam agar tetap pada kisaran 28°C.
Channel Catfish Virus (CCV)
Channel Catfish Virus ini tergolong ke dalam virus herpes. Ikan yang terinfeksi tampak lemah, berenang berputar-putar, sering berenang tegak vertikal di sekitar permukaan air dan ada pendarahan dibagian sirip serta perut. Faktor pemicu utama penyakit ini ialah fluktuasi suhu air kolam, penurunan kualitas air dan kepadatan tebar yang tinggi (mempermudah penyebaran). Untuk mencegah serangan virus ini Anda dapat memperbaiki manajemen budidaya ikan, menjaga kebersihan air kolam dan memberikan pakan yang berkualitas. Pencegahan penyakit ini sebaiknya diutamakan sebab pengobatannya belum diketahui. Namun ikan lele yang terkena penyakit ini bisa dipulihkan dengan meningkatkan kebersihan kolam seperti mengganti air kolam yang lebih baik mutunya.
Bakteri Aeromonas hydrophila
Serbuan bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele mengakibatkan perut ikan menggembung berisi larutan getah bening, terjadi pembengkakan pada pangkal sirip serta luka- luka disekujur badan ikan. Faktor penyebab penyakit ikan lele ini merupakan akumulasi sisa pakan yang membusuk (pembusukan tidak sempurna) di dasar kolam. Untuk menghindarinya, usahakan memberian pakan yang lebih tepat jumlahnya. Bila penyakit ikan lele ini menyerang, gantilah air kolam dua kali satu hari dan tambahkan garam dapur dengan dosis 100- 200 gr per m kubik pada saat penggantian. Selain itu berdasarkan penelitian dari Peneliti IPB, pemberian bawang putih sebanyak 25 gram/kg pakan dan meniran sejumlah 5 gram/kg dapat secara signifikan mencegah serangan penyakit ini ada benih lele.
Secara umum, penyakit akibat infeksi pada lele dapat dicegah dengan mengontrol kualitas air kolam dan manajemen pakan yang baik bagi lele. Salah satu pencegahan penyakit ini adalah dengan mengaplikasikan probiotik. Penggunaan probiotik yang dapat memfermentasi sisa pakan dan feses ikan serta meningkatkan kualitas air. Penggunaan probiotik juga dapat meningkatkan Kesehatan pencernaan ikaan yang akhirnya menaikkan daya tahan ternak.
Nah itulah penyakit-penyakit akibat infeksi dalam budidaya lele. Semoga bermanfaat!
Comments