Kasus kucing makan nasi sebenarnya tak banyak ditemui di dunia, meski hal ini marak terjadi di Indonesia. Kucing memang tergolong binatang peliharaan yang mudah diberi makan. Entah dengan makanan instan yang dijual di berbagai pet shop, atau dengan memberi makan layaknya makanan manusia.
Beberapa masyarakat Indonesia bahkan memberikan makanan layaknya apa yang dikonsumsi manusia, yakni dengan mencampur nasi dengan ikan. Pada dasarnya ikan memang termasuk dalam jajaran makanan untuk dikonsumsi kucing. Tapi, mencampurnya dengan nasi masih menjadi perdebatan hingga kini.
Sebenarnya konsumsi nasi pada kucing tidak membawa dampak yang buruk bagi kesehatannya. Namun, terkait tepat atau tidaknya tindakan ini masih perlu diskusi lebih lanjut. Setidaknya, pahami beberapa poin penjelasan berikut untuk menimbang boleh tidaknya kucing makan nasi.
Sifat Dasar dan Kebutuhan Nutrisi Kucing
Secara alamiah, kucing diciptakan sebagai salah satu hewan karnivora. Artinya, hewan berbulu ini secara naluriah adalah jenis pemakan daging. Berbeda dengan anjing yang pemakan segala (omnivora). Pencernaan pada kucing sudah didesain untuk lebih efektif dalam mengolah makanan berupa daging-dagingan.
1. Kebutuhan Nutrisi Kucing
Kebutuhan nutrisi kucing memiliki keunikan karena cenderung membutuhkan lebih banyak asupan asam amino dan protein. Dua kandungan ini bisa dengan mudah didapat di dalam ayam, ikan, ataupun jenis daging lainnya. Kandungan nutrisi lain hanya berkisar pada asam linoleat, asam amino taurine, arhinine, asam arakidonat, vitamin A dan B.
2. Nasi Tidak Berpengaruh pada Perkembangan Kucing
Berbeda dengan golongan herbivora ataupun omnivora, kucing tak dibekali enzim untuk mensintesis vitamin dari tanaman. Karenanya, boleh tidaknya kucing makan nasi tak memberi banyak pengaruh pada tumbuh kembang kucing. Hanya saja, kebutuhan vitamin dan kandungan gizi kucing umumnya ditemukan hanya pada produk hewani saja.
Kandungan Gizi Nasi dan Risiko yang Dimiliki
Dalam proses pencampuran nasi dan ikan yang diberikan pada kucing, biasanya proporsi nasi lebih besar dibanding ikan. Akibatnya, kucing mengalami kekurangan nutrisi seperti lemak, zinc, vitamin B12, vitamin E, dan nutrisi lain. Ini bisa mengganggu metabolism tubuh dan menghambat pertumbuhan kucing.
1. Pencernaan Kucing Berbeda dengan Manusia
Nasi merupakan sumber karhoobidrat utama yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. karbohidrat inilah yang nantinya diolah oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Tetapi, ingatlah bahwa kucing dan manusia adalah 2 hal berbeda. Meskipun nasi memiliki peranan penting, tak berarti kucing makan nasi bisa dibenarkan.
2. Kucing Membutuhkan Produk Hewani
Bagaimananpun juga, kucing tak memerlukan nutrisi yang ada dalam nasi. Sebaliknya, nutrisi terbaik didapatnya dari mengonsumsi produk-produk yang mengandung protein hewani. Hal ini dilatarbelakangi kadar enzim amilasi dalam tubuh kucing terhitung sangat sedikit. Padahal, enzim ini memiliki peranan vital dalam pengubahan karbohidrat ke bentuk lebih sederhana.
3. Nasi Menyebabkan Diare pada Kucing
Pada prosesnya, jika kucing makan nasi hasilnya akan percuma. Nasi tak akan dengan mudah diolah menjadi glukosa yang menghasilkan energi. Jika dikonsumsi dalam porsi berlebih, karbohidrat yang terdapat pada nasi akan memicu peningkatan fermentasi mikroba pada pencernaan kucing. Hasilnya, kucing lebih rentan mengalami mencret alias diare.
4. Menyebabkan Kucing Kembung
Jika ditelaah lebih jauh, feses kucing juga lebih berbau mengingat kondisinya yang lebih asam. Hal tersebut dipicu meningkatnya fermentesi pada saluran pencernaan. Dalam kodisi ringan, meski tak sampai mengalami diare, biasanya konsumsi nasi pada kucing bisa mengakibatkan kembung.
Terlepas dari apapun alasannya, kucing tetaplah bagian dari makhluk karnivora dengan protein hewani sebagai kebutuhan nutrisi utamanya. Segera konsultasikan hal ini dengan menghubungi dokter hewan terdekat. Jangan lupa sebarkan informasi ini agar tak makin banyak orang membiarkan kucing makan nasi dan berakhir sakit.
Comments